Selasa, 13 November 2012

Film tentang Veteran Menangi Lawangsewu Festival

Film pendek yang menceritakan tentang kisah veteran yang menjadi tukang sapu memenangi kategori umum dalam Lawangsewu Film Festival 2012 yang diprakarsai Komunitas Sinema Semarang (KSS).

"Film ini tidak berisi banyak dialog, namun pesannya mengena dan sangat menyentuh," kata Aditya Gumay, salah satu dewan juri pada Malam Grand Final Lawangsewu Film Festival 2012 di Semarang, Minggu (11/11/2012) malam.

Menurut sutradara ternama yang telah menyutradari banyak film, di antaranya Emak Ingin Naik Haji dan Rumah Tanpa Jendela itu, film garapan Komunitas Sinema Bawah Pohon Jakarta itu cukup kuat dalam penceritaan.

Film berjudul Lencana Tukang Sapu tersebut, kata Gumay yang mengumumkan langsung para pemenang festival film pendek itu, menceritakan veteran perang yang terpaksa menggadaikan lencananya untuk berobat.

"Saya mengapresiasi Lawangsewu Film Festival ini sebab bisa menggeliatkan anak-anak muda berkreasi membuat film. Apalagi, peserta festival ini tak hanya dari Semarang, tetapi juga dari sejumlah kota di Indonesia," kata Gumay.

Ketua Dewan Kesenian Semarang Mulyo Hadi Purnomo mengakui perkembangan perfilman di Semarang masih kalah dibandingkan kota lain, seperti Banjarnegara, Purwokerto, apalagi Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta.

Karena itu, kata dia, pergelaran festival film pendek semacam itu diharapkan bisa merangsang kreativitas sineas-sineas muda Semarang untuk membuat film bermutu, apalagi ternyata pesertanya banyak dari daerah lain.

"Saya rasa Semarang masih harus banyak belajar dari kota-kota lain. Ikutnya peserta dari sejumlah daerah, hingga Aceh, saya harap bisa mendorong sineas muda Semarang berkompetisi menghasilkan yang terbaik," kata Mulyo.

Sementara itu, Tohar Gunawan (26), sutradara film Lencana Tukang Sapu menjelaskan pembuatan film tersebut hanya memakan waktu selama tiga minggu dengan lokasi penggarapan di sejumlah titik di kawasan Ibu Kota.

Film yang menelan biaya produksi sekitar satu juta rupiah itu, kata dia, terinspirasi dari kisah seorang veteran perang bernama Engkong Nasir yang sekarang ini hidup berkesusahan dan tidak memiliki apa-apa.
"Karena itu, sebagian uang hadiah dari festival film ini kami sumbangkan kepada beliau. Kami ingin semua masyarakat menghargai jasa para pahlawan," kata mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) angkatan 2009 itu.

Ada 65 karya bersaing di festival film itu, terbagi dalam kategori pelajar dan umum. Juara kedua kategori umum adalah Sebuah Kisah dari Mawar garapan Komunitas Ruang Gelap Jakarta, disusul Skeptis garapan Komunitas Mercubuana.

Sementara kategori pelajar, juara satu diraih film Puncak! garapan siswa SMK Negeri 11 Semarang, disusul Untuk Ibu garapan siswa SMA Negeri 1 Banjarnegara, dan ketiga Kejar garapan CIP Production Salatiga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Visitor Campus News

free counters

DAFTAR SITUS PERGURUAN TINGGI

Perguruan Tinggi Negeri:

Institut – Sekolah Tinggi Negeri:

Politeknik Negri:

Universitas Swasta:

Institut – Sekolah Tinggi Swasta:

Politeknik Swasta:

Akademi Swasta: